Pengenalan Auditing
Pengertian Auditing
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entItas ekonomi yang dapat dilakukan seseorang yang kompeten dan independent untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan criteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing dilakukan oleh seseorang yang independen dan kompeten.
Pemahaman auditing
Untuk melaksanakan audit, diperlukan informasi yang dapat diverifikasi dan sejumlah standar yang dapat digunakan sebagai pegangan pengevaluasian informasi tersebut. Agar dapat diverifikasi, informasi harus dapat diukur. Informasi yang dapat diukur memiliki berbagai bentuk. Adalah mungkin untuk mengaudit hal-hal seperti laporan keuangan perusahaan, jumlah waktu yang dibutuhkan seorang karyawan untuk menyelesaikan tugas, total biaya kontrak kontruksi pemerintah dan surat pemberitahuan pajak penghasilan seseorang.
Criteria untuk mengevaluasi informasi kuantitatif beragam.
Entitas ekonomi dimaksud seringkali merupakan satuan legal misalnya perseoran terbatas (PT), lembaga pemerintah, persekutuan komanditer (CV), persekutuan firma (Fa) , koperasi. Namun dalam kondisi tertentu, satuan bisa berbentuk divisi, departemen atau bahkan seorang manusia. Periode yang diaudit misalnya bisa berbentuk satu tahun, tetapi ada pula yang hanya satu bulan, satu kuartal, ataupun beberapa tahun.
Bahan bukti diartikan sebagai segala hal yang merupakan informasi yang digunakan auditor dalam menentukan kesesuaian informasi yang sedang diaudit dengan criteria yang ditetapkan. Bahan bukti terdiri dari bermacam bentuk yang berbeda, termasuk pernyataan lisan dari pihak yang diaudit (klien), komunikasi tertulis dengan pihak ketiga dan hasil pengamatan auditor. Adalah penting untuk memperoleh bahan bukti dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi tujuan audit. Proses penentuan jumlah bahan bukti yang diperlukan dan penilaian kelayakan informasi yang sesuai dengan criteria merupakan bagian yang penting dari audit.
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entItas ekonomi yang dapat dilakukan seseorang yang kompeten dan independent untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan criteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing dilakukan oleh seseorang yang independen dan kompeten.
Pemahaman auditing
Untuk melaksanakan audit, diperlukan informasi yang dapat diverifikasi dan sejumlah standar yang dapat digunakan sebagai pegangan pengevaluasian informasi tersebut. Agar dapat diverifikasi, informasi harus dapat diukur. Informasi yang dapat diukur memiliki berbagai bentuk. Adalah mungkin untuk mengaudit hal-hal seperti laporan keuangan perusahaan, jumlah waktu yang dibutuhkan seorang karyawan untuk menyelesaikan tugas, total biaya kontrak kontruksi pemerintah dan surat pemberitahuan pajak penghasilan seseorang.
Criteria untuk mengevaluasi informasi kuantitatif beragam.
Entitas ekonomi dimaksud seringkali merupakan satuan legal misalnya perseoran terbatas (PT), lembaga pemerintah, persekutuan komanditer (CV), persekutuan firma (Fa) , koperasi. Namun dalam kondisi tertentu, satuan bisa berbentuk divisi, departemen atau bahkan seorang manusia. Periode yang diaudit misalnya bisa berbentuk satu tahun, tetapi ada pula yang hanya satu bulan, satu kuartal, ataupun beberapa tahun.
Bahan bukti diartikan sebagai segala hal yang merupakan informasi yang digunakan auditor dalam menentukan kesesuaian informasi yang sedang diaudit dengan criteria yang ditetapkan. Bahan bukti terdiri dari bermacam bentuk yang berbeda, termasuk pernyataan lisan dari pihak yang diaudit (klien), komunikasi tertulis dengan pihak ketiga dan hasil pengamatan auditor. Adalah penting untuk memperoleh bahan bukti dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi tujuan audit. Proses penentuan jumlah bahan bukti yang diperlukan dan penilaian kelayakan informasi yang sesuai dengan criteria merupakan bagian yang penting dari audit.
Seorang auditor harus mempunyai kemampuan memahami criteria yang
digunakan serta mampu menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan
untuk mendukung kesimpulan yang akan diambilnya. Auditor pula harus
mempunyai sikap mental independen. Sekalipun ia ahli, tapi jika tidak
independen, maka informasi yang akan digunakan untuk mengambil keputusan
akan bias. Independensi merupakan tujuan yang harus diupayakan dan itu
harus dicapai sampai tingkat tertentu.
Tahap terakhir dalam audit adalah penyusunan laporan audit yang merupakan alat penyampaian temuan-temuan kepada para pemakai laporan keuangan tersebut. Walaupun isi laporan audit dapat berbeda, namun pada hakekatnya laporan-laporan tersebut harus mampu memberikan informasi mengenai kesesuaian informasi-informasi yang diperiksa dengan criteria yang telah ditetapkan.
Tahap terakhir dalam audit adalah penyusunan laporan audit yang merupakan alat penyampaian temuan-temuan kepada para pemakai laporan keuangan tersebut. Walaupun isi laporan audit dapat berbeda, namun pada hakekatnya laporan-laporan tersebut harus mampu memberikan informasi mengenai kesesuaian informasi-informasi yang diperiksa dengan criteria yang telah ditetapkan.
Komentar
Posting Komentar
Tolong Komentar Tentang Hal Yang Positif.... Sebelumnya Maaf Jika Komentar Anda Tidak Saya Balas, Karena Ini Hanya Blog Pribadi Saya yang Saya Kelola Sendiri dan Saya Juga Tidak 24 Jam Online...
Terima Kasih...