Stres dan Masalah
Stres dan masalah adalah kenyataan hidup yang harus
dihadapi setiap manusia dalam kehidupannya. Tanpa masalah tak mungkin
manusia bisa berkembang dan eksis dalam hidupnya. Karena masalah
hakekatnya adalah hidup. Orang kalau mau hidup harus siap untuk
menghadapi masalah, apapun masalah yang dihadapinya.
Sebenarnya kita sudah dilatih untuk menghadapi masalah semenjak ia
(lahir) masih dalam kandungan ibunda, sejak mulai menghirup udara di
kehidupan alam semesta ini. Namun sayang kita tak pernah tahu dan
mengingatnya. Akan tetapi yang jelas ketika kita dari bayi sampai
anak-anak, Mereka sudah mengajarkan bagaimana kita bisa berjalan,
berbicara, dan lainnya. Masalah yang terus Mereka lalui tanpa
dirasakaNnya. Dibimbingnya kita bagaimana mengatasi masalah, sehingga
kita bisa berjalan dan berbicara. Semua seakan tanpah hikmah dan
pelajaran. Inilah yang sering tidak kita sadari bagaimana Mereka dulu
mampu menyelesaikan masalah, walaupun harus dibimbing orang lain. Tetapi
itu semua pada dasarnya adalah masalah.
Masalah yang Seakan Bukan Masalah
Setiap dari pribadi kita sudah sering melihat dan menghadapi hal tersebut, bahkan tampak seperti bukan masalah. Karena itu sudah menjadi rutinitas yang tidak mengherankan lagi. Yang perlu kita ketahui betul adalah bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah yang kita hadapi, baik dalam bentuk masalah yang berat maupun ringan, sebab masalah itu seakan bukan masalah. Inilah bukti bahwa masalah adalah kenyataan hidup yang harus kita hadapi, menghadapinya seakan tanpa masalah.
Setiap dari pribadi kita sudah sering melihat dan menghadapi hal tersebut, bahkan tampak seperti bukan masalah. Karena itu sudah menjadi rutinitas yang tidak mengherankan lagi. Yang perlu kita ketahui betul adalah bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah yang kita hadapi, baik dalam bentuk masalah yang berat maupun ringan, sebab masalah itu seakan bukan masalah. Inilah bukti bahwa masalah adalah kenyataan hidup yang harus kita hadapi, menghadapinya seakan tanpa masalah.
Ini bukti juga, bahwa tak ada masalah yang tak dapat kita selesaikan,
jika telah mengetahui sumber dari masalah tersebut. Dan yang perlu kita
ingat juga, bahwa masalah hal yang sepele jangan sampai
diperbesar-besarkan, karena ini akan berdampak negatif bagi diri kita
sendiri.
Tanpa terasa kita telah melalui banyak masalah, dan kita sudah mampu
melaluinya. Tanpa terasa berat-ringannya masalah yang lalu semakin tak
terasa, karena kita sudah melaluinya, atau malah mungkin lupa. Kita
tanpa terasa sudah banyak belajar mengatasi banyak masalah, tapi kita
banyak yang tidak mengingat itu semua. Kita pernah bingung dan stres
dibuatnya, tapi kenyataannya kita dapat melaluinya. Atau malah mungkin
sudah lupa.
Memang banyak cara untuk mengatasi masalah. Banyak celah untuk
menjebol kerumitan masalah. Karena masalah sendiri sebenarnya bukan
masalah. Cuma bagaiman cara mencari celah masalah tersebut.
Stres Hanyalah Sebuah Ketakutan
Inilah yang banyak terjadi pada setiap orang “termasuk diriku sendiri”, belum melangkah saja sudah putus harapan..belum melangkah saja sudah ketakutan..belum melangkah saja sudah kebingungan.
Baru mau belajar berjalan saja, sudah takut akan bayangan jatuh yang menakutkan. Padahal kalau kita sudah merasakan sakitnya jatuh karena berjalan, maka kita takkan takut lagi untuk belajar berjalan.
Baru mau belajar berjalan saja, sudah takut akan bayangan jatuh yang menakutkan. Padahal kalau kita sudah merasakan sakitnya jatuh karena berjalan, maka kita takkan takut lagi untuk belajar berjalan.
Inilah yang menjadi masalah kebanyakan bagi kita tentang mengartikan
‘jatuh’ pada saat belajar berjalan. Memang tak sedikit mereka yang baru
belajar berjalan kemudian jatuh kesakitan dan beberapa saat kemudian tak
mau lagi belajar berjalan. Tapi itu hanya beberapa saat saja, tak mau
mencoba lagi. Akan tetapi jika sudah siap lagi untuk belajar berjalan,
maka ia akan berhati-hati. Atau ia mencari cara lain supaya kalau jatuh
tidak akan merasakan sakit, misalkan belajar berjalan di atas hamparan
pasir.
Dan Inilah makna dari sebuah resiko dari pelajaran untuk belajar
berjalan. Resiko dari keputusan yang diambil untuk bisa berjalan. Makna
‘jatuh’ merupakan sebuah kemungkinan yang harus kita hadapi. Makna jatuh
itu sendiri memberi hikmah untuk bagaimana kita berdiri lagi dan
mencari cara untuk menyiasatinya. Masak karena hanya jatuh terus tak mau
berjalan untuk selama-lamanya, tak mungkin kan. Karena dengan jatuh
kita lebih mampu dan siap untuk menyikapi segala sesuatu supaya lebih
siap lagi untuk lebih cepat belajar berjalan.
Di sinilah gambaran dari setiap orang yang stres dan bingung akan
tampak “kita mau berjalan namun takut jatuh”. Padahal teman-teman kita
sudah mampu untuk berjalan dan bahkan sudah mampu untuk berlari.
Kesendirian dan ketakutan yang ada menjadikan kita tertekan dan bingung.
Kesendirian yang kita buat sendiri hanya karena ketakutan2 akan
bayangan jatuh yang sangat menyeramkan. Bingung karena melihat
teman-teman kita sudah bisa terseyum riang berjalan dan berlari.
Bingung yang diciptakan sendiri hanya takut akan seramnya rasa jatuh.
Pertentangan dan gejolak jiwa inilah yang membuat kita tertekan,
bingung dan stres. Takut, bingung, tertekan dan stres yang diciptakan
sendiri, hanya karena takut banyangan jatuh yang menakutkan. Bingung dan
stres hanya karena tak mau keluar dari keterkungkungan ketakutannya.
Jadi kalau kita takut jatuh! Bagaimana kita bisa keluar dan mencari
celah yang ada?
Bukankah jatuh bisa diantisipasi. Bukankah jatuh itu bisa disiasati.
Bukankah jatuh adalah cara untuk memperkaya ide, gagasan dan strategi.
Dalam masalah ini, bukankah jatuh bisa dihindari kalau kita jeli
menemukan cara yang bisa mengatasinya. Lalu bagaiman kita akan keluar
dari keterkukungan kebingungan dan stres kalau kita tak mau menghadapi
atau malah menghindari. Kalau kita tak mau mencoba dan menyiasati,
bagaiman mungkin keluar dari masalah. Bukankah masalah sebenarnya bukan
masalah! karena masalah pasti bisa diatasi!
Ayo! belajarlah untuk mau menghadapi hidup, atau malah hanya mau jadi
pengecut untuk hidup. Pengecut yang tak mau mengahadapi masalah hidup
untuk hidup. Percayalah tak ada tempat bagi seorang pengecut di dunia
ini. Kecuali hanya akan menjadi permainan hidup para pengecut lainnya.
Pengecut yang tak akan punya masa depan yang menyenangkan dan bahkan
menyedihkan dalam hidupnya. Mudah dipecundangi para pecundang. Mudah
terpuruk dalam persaingan. Takkan ada tempat yang menyenangkan bagi
kita, kecuali kepediahan dan keperihan hidup. Lalu siapakah orang bodoh
yang mau jadi seorang pengecut!!!
Komentar
Posting Komentar
Tolong Komentar Tentang Hal Yang Positif.... Sebelumnya Maaf Jika Komentar Anda Tidak Saya Balas, Karena Ini Hanya Blog Pribadi Saya yang Saya Kelola Sendiri dan Saya Juga Tidak 24 Jam Online...
Terima Kasih...