Berbagai Pendekatan dalam Ilmu Politik

 
 
 1. Pendekatan Legal/Institusional
Pendekatan Legal/Institusional, yang sering dinamakan pendekatan tradisional, mulai berkembang abad 19 pada masa sebelum Perang Dunia II. Dalam pendekatan ini negara menjadi fokus pokok, terutama segi konstitusional dan yuridisnya. Bahasan tradisional menyangkut antara lain sifat dari undang – undang dasar, masalah kedaulatan, kedudukan dan kekuasaan formal serta yuridis dari lembaga – lembaga kenegaraan seperti parlemen, badan eksekutif, dan badan yudikatif. Dengan demikian pendekatan tradisional ini mencakup baik unsur legal maupun unsur institusional.
Pendekatan tradisional lebih sering bersifat normatif (yaitu sesuai dengan ideal atau standar tertentu) dengan mengasumsikan norma – norma demokrasi Barat. Menurut penglihatan ini, negara ditafsirkan sebagai suatu badan dari norma – norma konstitusional yang formal (a body of formal constitusional norms).
 
 2. Pendekatan Perilaku
            Pendekatan Perilaku timbul dan mulai berkembang di Amerika pada tahun 1950-an seusai Perang Dunia II. Adapun sebab – sebab kemunculannyaadalah sebagai berikut. Pertama, sifat deskriptif dari ilmu politik dianggap tidak memuaskan, karena tidak realistis dan sangat berbeda dengan kenyataan sehari-hari. Kedua, ada kekhawatiran bahwa, jika ilmu politik tidak maju dengan pesat, ia akan ketinggalan dibanding dengan ilmu – ilmu lainnya. Ketiga, di kalangan pemerintah Amerika telah muncul keraguan mengenai kemampuan para sarjana ilmu politik untuk menerangkan fenomena ilmu politik.
            Pendekatan ini tidak menganggap lembaga – lembaga formal sebagai titik sentral atau sebagai aktor yang independen, tetapi hanya sebagai kerangka bagi kegiatan manusia.jika penganut Pendekatan Perilaku mempelajari parlemen, maka yang dibahas antara lain perilaku anggota parlemen. Di samping itu, Pendekatan Perilaku menampilkan suatu ciri khas yang revolusioner yaitu suatu orientasi kuat untuk lebih mengilmiahkan ilmu politik.
 
            3. Pendekatan Neo-Marxis
            Bangkitnya kembali perhatian pada tulisan – tulisan Marx ini berbarengan dengan beberapa kejadian di berbagai belahan dunia. Pertama, perubahan yang mendasar di dunia komunis internasional sesudah Stalin meninggal pada tahun 1953. Kedua, munculnya China (Republik Rakyat China) sebagai penantang terhadap dominasi Uni Soviet dalam dunia komunis. Ketiga, terjadinya proses dekolonisasi di belahan – belahan dunia yang selama ini dijajah. Negara – negara merdeka yang muncul selanjutnya dikenal dengan sebutan Dunia Ketiga. Keempat, muncul berbagai gerakkan sosial, seperti gerakkan perempuan, gerakkan lingkungan gerakkan mahasiswa, dan gerakkan anti-rasialisme.

4. Teori Ketergantungan (Dependency Theory)
            Bertolak dari konsep Lenin mengenai imperialisme, kelompok ini berpendapat bahwa imperialisme masih hidup, tetapi dalam bentuk lain yaitu dominasi ekonomi dari negara – negara kaya terhadap negara – negara yang kurang maju (underdeveloped). Negara – negara maju memang telah melepaskan tanah jajahannya, tetapi tetap mengendalikan ekonominya.
Pembangunan yang dilakukan negara – negara kurang maju, atau Dunia Ketiga, hampir selalu berkaitan erat dengan kepentingan pihak Barat. Pertama, negara bekas jajahan dapat menyediakan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Kedua, negara kurang maju dapat menjadi pasar untuk hasil produksi negara maju, sedangkan produksi ekspor sering ditentukan oleh negara maju.

            5. Pendekatan Pilihan Rasional (Rational Choice)
            Pendekatan ini muncul dan berkembang belakangan sesudah pertentangan antara pendekatan – pendekatan yang dibicarakan di atas mencapai semacam konsensus yang menunjukkan adanya pluralitas dalam bermacam – macam pandangan.Dalam ilmu politik pada umumnya, dikenal nama Pendekatan Pilihan Rasional (Rational Choice Approach), dan  juga ada beberapa nama lain seperti Public Choice dan Collective Choice.
            Pengikut pendekatan ini menimbulkan kejutan karena mencanangkan bahwa mereka telah meningkatkan ilmu politik menjadi suatu ilmu yang benar – benar science. Mereka percaya bahwa kita dapat meramalkan perilaku manusia dengan mengetahui kepentingan – kepentingan dari aktor yang bersangkutan (involved). Para penganut membuat simplifikasi yang radikal dan membuat model matematika untuk menjelaskan dan menafsirkan gejala – gejala politik. Inti dari politik menurut mereka adalah individu sebagai aktor terpenting dalam dunia politik. Sebagai makhluk rasional ia selalu mempunyai tujuan yang mencerminkan apa yang dianggapnya kepentingan diri sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian dan Perbedaan Kekuasaan dan Kewenangan

CBN Internet (Palembang)

8 UNSUR ADMINISTRASI NEGARA