Pokok-pokok Etnografi II

Beberapa unsur dasar yang diutarakan oleh E. Dhurkhem mengenai Realigi terbagi menjadi :

1. Emosi keagamaan (getaran jiwa yang menyebabkan bahwa manusia didorong untuk berperilaku keagamaan.
2. Sistem kepercayaan atau bayangan-bayangan manusia tentang bentuk dunia, alam, alam gaib, hidup, maut, dsb.
3. Kelompok keagamaan atau kesatuan-kesatuan sosial yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia gaib berdasarkan sistem kepercayaan dalam (2)
4. Kelompok keagamaan atau kesatuan-kesatuan sosial yang mengkonsepsikan dan mangaktifkan reklligi berikut sistem upacara-upacara keagamaan.
5. alat-alat fisik yang digunakan dalam ritus dan upacara keagamaan.

Emosi Keagamaan, dalam Bahasa. Inggris disebut religius emotion. adalah suatu getaran jiwa yang pada suatu saat dapat dihinggapi seorang manusia. getaran jiwa seperti terkadang hanya berlangsung beberapa detik saja. Emosi keagamaan itulah yang mendorong manusia berperilaku serba religi. mengenai masalah apakan emosi itu disebabkan karena manusia sadar akan adanya makhluk halus yang menempati alam sekelilingnya, dan berasal dari jiwa-jiwa oranng yang telah meninggal, karena manusia itu takut menghadapi berbagai krisis dalam hidupnya tak mampu menjelaskan berbagai gejala dengan akalnya., percaya akan adanya kekuatan sakti yang ada dalam alam menerima wahyu, atau karena gabungan dari semua sebab itu. Emosi keagamaan yang mendasari setiap perilaku yang serba religi itu menyebabkan timbulnya sifat keramat dari perilaku itu dan sifat itu pada gilirannya memperolah nilai keramat. (dalam bahasa Inggris disebut Sacred Value).
Dijelaskan pula mengeni sistem keyakinan manusia yang berada diluar batasan akal manusiabahwa setiap manusia selain dunia fana ini, ada suatu alam dunia yang tak tampak oleh manusia. Dunia itu adalah dunia supernatural, atau dunia alam gaib. berbagai kebudayaan menganut kepercayaan bahwa dunia gaib dihuni olh berbagai makhluk dan kekuatan yang tak dapat dikuasai oleh manusia. Makhluk dan kekuatan yang menghuni dunia gaib adalah :

1. Dewa-dewa yang baik maupun jahat
2. Makhluk halus lainnya, seperti pada ruh leluhur, hantu dan lain-lainnya seperti halnya para dewa juga ada yang bersifat baik dan bersifat jahat.
3. Kekuatan sakti yang dapat bermanfaat bagi manusia maupun yang dapat membawa bencana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian dan Perbedaan Kekuasaan dan Kewenangan

8 UNSUR ADMINISTRASI NEGARA

CBN Internet (Palembang)