BAGAIMANA KEHIDUPAN BERMULA?

awal
Bayangkan mendarat disebuah planet asing. Tempat pendaratan anda
adalah salah satu dari sekian banyak titik – titik pulau gunung api pada samudera di seluruh planet. Cahaya lebih redup, dengan 20% lebih sedikit cahaya matahari dibandingkan sekarang, dan ada sebuah bintang yang sangat besar di angkasa. Pergantian siang dan malam pendek, kurang dari 15 jam. Waktu  malam, anda dapat melihat komet di angkasa, bersamaan dengan sekumpulan meteorite yang menghunjam langsung ke planet. Dalam siang, anda melangkah diatas lanskap tanpa adanya tumbuhan dan makhluk hidup. Anda berlindung dalam pakaian ruang angkasa, karena tingkat kerapatan udara diluar, kebanyakan terdiri dari nitrogen (NO2) dan karbon dioksida (CO2), dan hampir tidak ada Oksigen (O2) untuk bernapas, akan membuat anda cepat tidak sadarkan diri. Ketika anda melangkah keluar, anda mendapati bahwa siang hari suhu mencapai lebih dari 49oC.
Selamat datang di bumi 4 milliar tahun lalu. Suatu waktu dimana daratan baru saja mencari bentuknya, matahari lebih redup dari hari ini, bulan lebih dekat, dan bumi berrputar lebih cepat. Diawal bumi, hampir tidak terdapat oksigen (O2) bebas, dan kemungkinan besar volume gas rumah kaca menyebabkan planet lebih hangat dibandingkan hari ini. Ini adalah lingkungan awal dimana kehidupan akan bermula di planet kita.
Dalam kondisi tadi, bagaimana bisa kehidupan akan muncul diatas planet yang tidak bersahabat seperti ini? Ilmuwan telah memperdebatkan pertanyaan ini dengan serius sejak awal tahun 1920, ketika ahli kimia Rusia dan ahli genetika Inggris secara terbuka mengajukan bahwa dasar-pembangunan kehidupan dapat saja terbentuk dari molekul-molekul simpel pada atmosfer awal bumi sebagai sebuah hasil energisasi oleh halilintar. Setelah itu, ilmuwan-ilmuwan lain menyarankan bahwa dasar dari pembangunan kehidupan bisa saja terbawa kebumi melalui komet atau  meteorite. Baru-baru ini, beberapa ilmuwan menyadari bahwa kemungkinan kehidupan berasal dari suatu tempat – planet atau obyek terbang lainnya – dan tiba dibumi setelah ledakan kataklismik yang mengirim fragmen-fragmen meteorit menuju bumi. Namun, juga ada gagasan lain yang menjelaskan bahwa kehidupan berasal dari mata air panas pada lantai samudera.

Bukti Awal Kehidupan

Bumi dan tata surya itu sendiri diperkirakan berumur 4,6 miliar tahun. Sedangkan, waktu terawal dari pembentukan kehidupan diperkirakan muncul dibumi sekitar 4 miliar tahun yang lalu. Ini disebabkan banyak asteroid dan komet dengan gencar membombardir bumi dari saat terbentuknya hingga 4 miliar tahun lalu. Ilmuwan tahu tentang bumi yang terbombardir karena mereka melihat adanya lokasi-lokasi benturan pada bulan yang tidak tertutupi oleh erosi, seperti halnya pada bumi. Melihat ukuran  lembah akibat benturan pada bulan tersebut, maka dipastikan bahwa asteroid dan komet yang menghunjam di awal terbentuknya bumi sangatlah besar. Begitu besarnya, sampai energi yang dilepaskan ketika bertabrakan dengan permukaan bumi menyebabkan peningkatan suhu samudera hingga akhirnya mendidih dan menguap. Inilah kondisi yang menyebabkan planet tidak bisa dihuni karena bagaimanapun air sangat penting bagi kehidupan.
Ilmuwan dari Scripps Institution of Oceanography di San Diego, California, melaporkan pada November, 1996 dalam jurnal Nature bahwa komposisi karbon batuan kuno dari sebuah pulau di sekitar Greenland mengindikasikan bahwa proses kehidupan bermula sekitar 3,8 miliar tahun yang lalu. Batuan kuno dekat greenland dipercayai tidak lebih tua dibandingkan dengan Formasi Batuan Greenland, yang dikenal dengan nama Formasi Isua, terdiri dari batuan sedimen tertua yang terdekomposisi oleh air. Penanggalan Radioaktif mengindikasikan isua berumur 3,8 miliar tahun. (penanggalan radioaktif menggunakan tingkat disintegrasi dari sifat elemen radioaktif untuk memperkirakan umur sampel).

Bukti tidak langsung akan kehidupan yang terdapat pada batuan ini yaitu perbedaan yang  jelas antara rasio isotop ringan dengan isotop yang lebih berat. Isotop merupakan sekumpulan atom yang memiliki kesamaan jumlah proton akan tetapi memiliki perbedaan dalam jumlah neutron, memberikan masing-masing isotop berbeda bobot atomnya. (penjumlahan proton dan neutron). Batuan yang diteliti oleh tim dari Scripps mengandung lebih banyak karbon-12 yang diperkirakan berasal dari proses non-biologis. Organisme hidup cenderung lebih sedikit menyukai elemen isotop yang lebih ringan dibandingkan dengan yang lebih berat. Oleh karena itu, organisme menggunakan karbon – 12 lebih sering dibandingkan karbon – 13 (yang mengandung satu neutron tambahan), dan oksigen – 16 dibandingkan oksigen -18. (yang mengandung 2 neutron tambahan)
Bukti langsung pertama adanya kehidupan di bumi yaitu adanya penemuan fosil tertua, yang berasal dari 3,55 miliar tahun yang lalu. Fosil ini terdiri dari bagian mikroskopis, bagian dinding selnya terdegradasi menyatu berbentuk silindris atau elips. Garis luar dinding sel ini terawetkan pada batuan dalam bentuk lembaran tipis kaya akan karbon.

Jadi, bukti fosil menunjukkan bahwa kehidupan berawal sekitar 3,8 miliar hingga 3,55 miliar tahun yang lalu. Bukti geologi membuktikan bahwa bentuk terawal dari kehidupan  pasti berkembang pertama-tama tanpa adanya molekul oksigen di atmosfer. Sedikit sekali jejak oksigen bebas di atmosfer 4 miliar tahun lalu. Bukti tentang kekurangan oksigen ini berada dalam batuan sedimen, seperti pasir, lempung, dan chert yang terpendam dalam samudera di awal terbentuknya benua, yang sekarang berada di wilayah Australia, Afrika Selatan, Utara Kanada, dan Greenland.

Beberapa dari batuan kuno ini ditemukan dengan jumlah besar dalam bentuk senyawa besi dibandingkan dalam bentuk sedimen laut. Air yang menyimpan sedimen sekarang kaya akan oksigen terlarut, dan besi apabila terkena oksigen akan cepat berkarat, dalam sebuah proses yang disebut oksidasi. Karat tidaklah larut dalam air. Kenyataannya, besi yang tidak teroksidasi larut dan bergerak ke samudera mengikuti aliran sungai. Sangat sedikit jejak oksigen dapat menyebabkan besi untuk memisahkan diri dari air (presipitasi) dan jatuh ke dasar samudera, tanpa berubah menjadi karat. Besi dalam jumlah besar yang terdapat di batuan sedimen kuno meyakinkan kita bahwa sangat sedikit oksigen di awal terbentuknya bumi, apakah itu di atmosfer ataupun yang terlarut di samudera.

Bakteri Primitif : Fosil Hidup?

Organisme paling primitif, yang ada hari ini yaitu bakteri yang hidup di daerah semburan air panas dan di dasar samudera tempat aliran air panas yang berasal dari aktivitas gunung api. Relatif  baru-baru ini, ilmuwan meyakini peran signifikan organisme ini dalam proses evolusi.
Penemuan organisme primitif ini membuat kemungkinan pengembangan teknik baru bioteknologi dari beberapa dekade belakangan ini mengizinkan ilmuwan untuk menentukan urutan lembaran-lembaran kode genetik dari organisme. Ilmuwan kemudian dapat memperkirakan jumlah perubahan dalam kode ini. Berdasarkan asumsi bahwa organisme membawa lebih banyak kode genetik di tubuhnya yang diturunkan oleh leluhur-leluhurnya. Sangat mungkin untuk memasukkannya bersama-sama untuk menunjukkan adanya hubungan dengan proses evolusi yang disebut “pohon kehidupan”.
Hasil dari perbandingan genetik menunjukkan bahwa organisme hidup termasuk dalam 3 golongan dasar, yang disebut domain. Domain dari makhluk hidup yaitu, terdiri dari :
v  Eukaryotes : organisme dengan sel yang mengandung kode genetik; hewan, tumbuhan, jamur, alga dan protozoa.
v  Bacteria : organisme bersel satu yang tidak memiliki membran sel.
v  Archaea : organisme bersel satu, mikroskopis. Memiliki perbedaan biokimia dengan bacteria.
Bakteri atau archaea yang paling primitif memiliki 2 karakteristik unik. Mereka Autothrops, artinya mampu untuk membuat makanannya sendiri, mensintesis molekul kompleks dengan menggunakan energi kimia yang mereka tangkap dari lingkungan luar. Hal ini sangatlah mengejutkan, karena saat itu banyak ilmuwan menyakini bahwa organisme yang hidup pertama kali adalah heterothrops (organisme yang menyerap molekul kompleks sebagai makanan daripada mensintesisnya). Hewan merupakan heterothrops, sementara tanaman hijau, cyanobacteria, seperti bakteri dan arcahea primitif, adalah autothrops.
Autothrop primitif cukup berbeda dari tumbuhan hijau dan cyanobacteria dalam cara mereka mensintesis molekul kompleks. Tumbuhan hijau dan cyanobacteria menyerap energi dari cahaya matahari, CO2, H2o, dan O2 untuk mensintesis molekul kompleks. Sedangkan, organisme seperti Archaea yang hidup di dekat sumber air panas menyerap energi kimia dari zat-zat seperti Hidrogen Sulfida (H2S) yang keluar dari urat volkanik untuk membuat molekul kompleks (mengandung senyawa karbon).
Kenyataan bahwa organisme paling primitif yang hidup hari ini berada di lingkungan yang sangat panas, menyimpulkan bahwa kehidupan, atau setidaknya cikal bakal kehidupan mungkin saja bermula dari sana.
4 miliar tahun lalu, pasti ada banyak urat-urat volkanik di dasar samudera dibanding hari ini. Ilmuwan percaya bahwa diawal terbentuknya bumi terdapat banyak timbunan atom radioaktif. Beberapa dari atom radioaktif ini melebur menjadi zat  nonradioaktif di bumi, mengeluarkan panas ketika meledak.

Penjelasan dan Pernyataan Hidup

Untuk mengetahui lebih jauh tentang kehidupan bermula, maka kita akan membutuhkan definisi tentang “hidup” itu sendiri. Banyak ilmuwan setuju bahwa sesuatu yang hidup harus memiliki 2 hal ; Metabolisme dan reproduksi. Yang pertama, organisme hidup ber metabolisme, yaitu menyerap energi dari lingkungan sekitar, menyimpan energi dalam wujud molekul organik kompleks seperti karbohidrat kemudian merubahnya menjadi energi. Energi dari luar bisa saja berbentuk cahaya atau energi kimia, seperti pada kasus tumbuhan hijau dan archaea, atau, heterothrops seperti manusia dan hewan, dalam bentuk makanan.
Bermacam-macam zat kimia dibentuk dan diubah dalam proses metabolisme makhluk hidup. Kehidupan yang berada dibumi ini berasal dari reaksi kimia yang menyertakan molekul karbon, disebut reaksi kimia organik. Ikatan kimia antara karbon dengan oksigen, nitrogen, hidrogen atau molekul organik lainnya lemah bila dibandingkan dengan ikatan kimia lainnya. Ikatan kimia yang lemah ini berarti bahwa organisme dapat dengan mudah menyusun struktur molekul kompleks, atau bahkan memecahnya ketika dibutuhkan. Panas, cahaya foton, energi radioaktif adalah zat yang dengan mudah dapat merubah struktur dari karbon.
Definisi kedua dari Hidup adalah reproduksi. Segala kehidupan di bumi melibatkan 2 molekul – deoxyribonucleic acid (DNA) dan Ribonucleic Acid (RNA) – sebagai Rancangan-Dasar reproduksi. DNA dan RNA merupakan molekul paling rumit dari organisme. Tanpa kehadirannya, organisme tidak akan dapat membuat replika dari dirinya sendiri. Kedua-duanya memiliki bentuk yang sangat panjang, tangga berpilin dan memiliki 6 komponen dasar yang diulang-ulang di sepanjang molekul ; Gula, Fosfat, dan 4 nucleotida dasar. Nucleotide dasar ini yang membentuk anak tangga dari sepasang tangga berpilin DNA. seri dari nucleotide dasar inilah yang membawa kode genetik organisme.
Ketika sebuah sel direproduksi, DNA-nya mereplika dirinya sendiri kedalam sel, dan mengakibatkan terbelahnya sel, dengan masing-masing dari 2 sel tersebut menerima satu set DNA. Seri dari DNA menentukan protein mana yang akan dibuat dalam sel, dan dalam bentuk apa mereka dibuat. RNA, molekul menyerupai DNA, menerjemahkan instruksi yang tercantum pada DNA dan meneruskan instruksi ke tempat yang sesuai dalam sel untuk membangun protein.
Protein – molekul organik yang bisa sangat panjang dan kompleks – merupakan salah satu komponen penting dari organisme. Seperti DNA dan RNA, protein terdiri dari beberapa komponen penting yang diulang-ulang dalam sebuah rantai panjang. Komponen dasar tersebut dikenal dengan nama Asam Amino. Lebih dari 20 Asam amino yang membentuk dasar protein pada sebuah organisme. Ada protein yang disebut enzim – protein yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh organisme.
Ketika DNA dan RNA membuat replika dari dirinya, replikanya tidak selalu sempurna. Kadang-kadang terjadi mutasi – perubahan dalam kode genetik. Mutasi ini penting dalam evolusi kehidupan karena terkadang perubahan ini yang menunjuk pada suatu karakteristik  keberlangsungan hidup organisme atau keadaan reproduksi yang lebih cepat. Dalam proses ini, yang disebut Seleksi Alam, organisme yang memiliki karakteristik yang cocok akan lolos dan bereproduksi dengan cepat untuk melangsungkan keberadaannya.
Hal yang mendasar lagi bagi kehidupan adalah Sel. Semua organisme hidup terbuat dari sekumpulan sel. Kecuali virus. Sekumpulan sel, “pabrik-organik” yang membangun molekul-molekul yang lebih kompleks dari yang lebih simpel, dilapisi oleh membran/selaput yang terbuat dari dinding molekul organik. Membran sel inilah yang memungkinkan terjadinya transpor molekul ke dalam dan keluar sel.

Teori Asal Muasal Kehidupan

Bahkan dalam organisme bersel satu-pun, molekul – molekul rumit ikut ambil bagian dalam beragam proses kimia yang merumuskan kehidupan. Perkembangan dari organisme paling primitif itu saja membutuhkan banyak langkah. Pertama, zat kimia organik “dasar-pembangunan“ kehidupan, seperti asam amino, pasti sudah tersedia dari suatu sumber. Kedua, “dasar-pembangunan” ini entah bagaimana menjadi panjang dan panjang, lebih kompleks, dan pada suatu titik, DNA akan terbentuk. Molekul organik kompleks ini entah bagaimana berada didalam sel. Dalam dekade belakangan, ilmuwan telah mempelajari  sebuah pertaruhan besar tentang langkah diatas dan berkembang menjadi sebuah teori baru tentang dimana, bagaimana, dan dalam bentuk apa kehidupan mula-mula akan berkembang.
Dasar teori pertama penelitian modern terhadap pertanyaan tersebut dikembangkan oleh ahli kimia Rusia, A.I. Oparin, dan Ahli Genetik Inggris, J.B.S. Haldane, di tahun 1920-an. Secara terbuka mereka beralasan bahwa material organik dasar-pembangunan kehidupan bisa saja terbentuk dari molekul yang lebih simpel dari atmosfer primitif bumi – atmosfer tanpa molekul oksigen – ketika terenergisasi oleh halilintar atau energi lain yang sejenis,

Merujuk kepada Hipotesis Oparin dan Haldane, molekul organik kompleks yang terbentuk di atmosfer, akan turun dalam bentuk hujan ke samudera primitif, membentuk “ sup organik”. Dua ilmuwan tersebut beralasan bahwa ketika molekul-molekul datang bersamaan ke sup, seleksi alam akan bekerja dalam bentuk  sekumpulan molekul yang memakan molekul lainnya untuk energi kimia, pertumbuhan, dan reproduksi. Lalu, Oparin dan Haldane menyimpulkan bahwa kehidupan bermula dari sebuah heterothrop simpel – sel yang memakan bahan organik lain. Hanya ketika sup organik tersebut menjadi kosong dari molekul organik, maka bentuk kehidupan primitif akan runtuh oleh mutasi menjadi autothrop dan mulai menyerap energi fisik, bukan energi kimia, untuk membuat molekul organik.
Bagian pertama dari ide Oparin dan Haldane diuji oleh ahli kimia Stanley Miller diawal tahun 1950-an. Lalu, oleh seorang lulusan yang berada dibawah arahan pemenang Nobel fisika Harold Urrey, University of Chicago di Illinois. Dengan menggunakan atmosfer jupiter yang kemudian diyakini sebagai sebuah model atmosfer planetarium primitif, miller meletakkan campuran dari gas metan (CH4), ammonia (NH3), uap air (H2O), dan hidrogen (H2) kedalam rangkaian botol tertutup yang dihubungkan oleh tabung kaca. Ia membuat rangkaian sedemikian rupa agar ia dapat mengirimkan kilatan listrik melalui salah satu botol, mensimulasikan halilintar dalam sebuah atmosfer primitif.
Hasilnya mengejutkan; aliran listrik yang dilepaskan menyebabkan sekumpulan gas untuk bereaksi membentuk molekul organik yang cukup kompleks dan mulai turun layaknya hujan di atmosfer buatan. Diantara molekul-molekul ini terdapat molekul asam-amino, dasar-pembangunan kehidupan dari protein dan begitu pula seluruh kehidupan. Bagian awal dari hipotesis Oparin dan Haldane – bahwa dasar-pembangunan kehidupan yang terbuat di atmosfer awal adalah karena keberadaan halilintar atau sumber energi sejenis lainnya – kelihatannya mendekati kebenaran.
Miller dan ilmuwan lainnya melanjutkan percobaannnya untuk menentukan dimana, dan bagaimana dasar-pembangunan kehidupan terbentuk. Ilmuwan ini menunjukkan bahwa bahan organik dapat terbuat dari banyak jenis energi; sinar ultraviolet (sebagaimana matahari), panas (sebagaimana gunung api), dan bahkan guncangan (sebagaimana tumbukan meteorite). Percobaan mereka telah memroduksi sekitar 20 asam amino sintesis kehidupan yang ada hari ini seperti gula dan fosfat, tulang punggung DNA dan RNA.
Meskipun begitu, ada bagian dari hipotesis oparin dan Haldane yang menjadi pertanyaan selama bertahun-tahun. Sebagai contoh, organisme paling primitif diketahui bahwa mereka adalah autothrops bukan heterothrop – itulah, mereka tidak memakan molekul lainnya untuk energi, sebagaimana yang diprediksi Oparin dan Haldane.
Di lain hal, ilmuwan sekarang percaya bahwa komposisi awal atmosfer cukup berbeda dari campuran yang digunakan dalam percobaan Miller. Campuran gas yang miller dan lainnya semprotkan ke dalam botol merupakan gas yang telah direduksi tinggi (suatu keadaan kimiawi yang merupakan lawan dari Oksidasi). Studi geologi dan teoritis dalam dekade belakangan ini telah mencapai kesimpulan bahwa bumi dengan cepat kehilangan ke-primitif-an nya : atmosfer yang telah direduksi tinggi.
Di akhir  bombardir meteorite sekitar 4 miliar tahun lalu, atmosfer bumi mungkin kebanyakan mengandung N2, CO2, uap air (H2O), dan sejumlah karbon monoksida (CO) – elemen tersebut berbeda dengan campuran yang digunakan Miller-Urey. Percobaan Miller-Urrey dengan campuran gas tidak menjelaskan limpahan kuantitas dari dasar-pembangunan kehidupan.

Bahan Organik dari Angkasa Luar

Tahun-tahun ini, kebanyakan ilmuwan menyepakati sebuah konsensus bahwa dasar-pembangunan kehidupan datang dari luar angkasa. Pesawat luar angkasa dengan misi ingin bertemu komet Halley menemukan limpahan bahan organik di luar angkasa. Kenyataannya, badan komet Halley (selain ekor yang bercahaya dan korona) merupakan sebuah objek paling gelap yang pernah diteliti di tata surya : diselimuti massa organik. Sebagaimana juga pada bulan dari planet jupiter dan saturnus. Maka dari itu, kelihatannya bahkan sintesis dari molekul organik yang diteliti oleh percobaan Miller-Urey tidak mungkin bisa terjadi diawal bumi, bisa saja terjadi ditempat lain dalam tata surya kita, termasuk komet.
Percobaan dan penghitungan termutakhir, termasuk yang dilakukan oleh astronomer Carl Sagan dari Universitas Ithaca, New York, mendemonstrasikan bahwa molekul organik yang cukup komplek seperti asam amino, dapat selamat ketika terjadi tumbukan komet ke bumi. Kemudian, meteorite yang jatuh selama masa akhir dari bombardir meteorite dipercaya telah mengimpor bahan dasar-pembangunan kehidupan.

Pembentukan molekul pembawa-informasi

Hasil dari kesimpulan diatas masih saja tidak dapat menjelaskan pertanyaan tentang bagaimana DNA dan RNA bisa muncul. Bagaimana bisa molekul pembawa-informasi yang begitu komplek seperti itu bisa berasal dari proses yang tidak “hidup”? Pertanyaan terbesar tentang kehidupan bermula : bagaimana DNA, atau molekul pendahulunya, bisa mengontrol dan memproduksi pabrik-organik yang disebut sel.
Ilmuwan memfokuskan hipotesis-nya dengan mengasumsikan bahwa RNA datang lebih dulu ketimbang DNA. DNA tidak banyak melakukan apa-apa kecuali menyimpan informasi. Dalam sebuah sel organisme hidup, molekul lain seperti enzim membuat DNA menyingkap informasi yang dibawanya. Informasi itu kemudian diterjemahkan oleh molekul RNA dan kemudian melakukan apa yang telah diinstruksikan DNA disuatu tempat didalam sel.
RNA bukan hanya bisa meneruskan informasi namun juga menstimulasikan atau meng-katalisasi reaksi kimia yang memproduksi protein. Dalam seluruh kehidupan sekarang ini, RNA tidak bisa menstimulasikan reaksi kimia sendirian, ia dibantu dengan sebuah enzim yang dikenal dengan Coenzim. Coenzim inilah yang telah membantu enzim meneruskan informasi selama masa reproduksi sel dalam sebuah rantai berkelanjutan dari waktu ke waktu.
Satu skenario yang muncul belakangan ini – berdasarkan gagasan keprimitifan “ Dunia RNA” – bahwa kehidupan bermula dari sebuah molekul yang selalu mementingkan diri sendiri untuk mengembangkan dirinya. Molekul yang selalu mementingkan dirinya pertama kali bisa saja berbentuk simpel RNA yang hanya terdiri dari rantai nukleotida pendek  Hipotesis tentang molekul RNA awal yang mampu mengkatalis reaksi kimia, mengambil dasar-pembangunan kehidupan dari air sekitarnya, dan menggunakannya untuk memperbanyak dirinya. Ketika terjadi perubahan tiba-tiba – mutasi – pada salah satu struktur molekul, RNA primitif akan melakukan sesuatu untuk menyikapi perubahan ini dengan cara mempercepat reproduksi RNA, sebagai kompensasi peningkatan angka molekul yang termutasi tersebut.
Skenario tersebut bukanlah tidak beralasan. Sekarang, virus dan bakteri secara berulang-ulang bermutasi dan berkembang lebih cepat menjadi lebih tahan dan kebal. Rata-rata bakteri mampu mereproduksi dirinya tiap 20 menit dilingkungan yang sesuai, dan RNA awal jauh lebih simpel bila dibandingkan dengan bakteri hidup yang paling simpel sekalipun. Waktu untuk bereproduksi diperkirakan hanya dalam satuan detik.
Konsep molekul yang mementingkan diri ini memberikan arti penting dalam reproduksi dan evolusi. Gagasan Oparin, Miller, dan Urey tentang metabolisme – menyatu dan memberikan penjelasan tentang bagaimana molekul yang bisa mendapatkan energi dari molekul lainnya.
Akhirnya, jika sebuah RNA dan enzim yang membantunya mulai mensintesis molekul yang membentuk dinding sel untuk melindungi dirinya dari keberanekaragaman dunia luar, RNA kemudian akan meningkatkan jumlahnya lebih banyak lagi. Lalu kemudian sesuatu yang disebut sebagai kehidupan akan muncul.
Kehidupan yang bermula dari daerah disekitar aliran panas dalam air akan membuat perspektif proses evolusi menjadi lebih beralasan. Reaksi kimia organik berjalan lebih cepat dalam lingkungan yang lebih panas, maka kesalahan dalam reproduksi genetik akan sering terjadi.  Kemudian, dalam suatu interval waktu, lebih banyak mutasi yang terjadi akan membuat lebih banyak agregat molekul komplek dibandingkan dengan air yang lebh dingin. Mutasi inilah yang mempercepat terjadinya proses evolusi.
Dimana DNA berperan sekarang? DNA adalah molekul yang lebih kuat dibandingkan RNA. DNA kemungkinannya kecil akan hancur oleh panas, sinar ultraviolet, atau kesalahan dalam reaksi kimia. Lalu, ketika “ dunia RNA” menjadi semakin kompleks akan mutasi, di suatu masa DNA akan berguna untuk menyimpan informasi-informasi penting tentang penemuan molekul-molekul. DNA telah berjasa dalam menjaga fungsi informasi dari molekul agar tersimpan lebih baik, sehingga mutasi akan berjalan lebih lambat.

Kehidupan dari luar angkasa?

Gagasan lain yang muncul adalah bahwa kehidupan tidak bermula dari bumi melainkan muncul dari suatu tempat dalam tata surya kita yang kemudian tertransport ke planet kita. Gagasan ini tidak hanya omong kosong belaka ; bakteri paling primitif seperti archaea mampu untuk bertahan hidup dalam sebuah lingkungan ekstrim dan ada kemungkinan ia juga akan bertahan ketika harus mengarungi luar angkasa.
Tahun 1996, NASA memberitakan satu bukti lemah bahwa kehidupan telah terbentuk 4 – 5 miliar tahun dari metorite di planet Mars.
Bila bukti tersebut benar, maka ilmuwan harus serius untuk mempertimbangkan kemungkinan bahwa kehidupan di bumi berasal dari Mars. Mars memiliki gravitasi yang lebih kecil daripada bumi,  membuat batuan akan lebih mudah terlempar keluar angkasa dibandingkan jatuh kembali ke tanah. Lebih jauh lagi, karena bumi memiliki gravitasi yang kuat, menyebabkan adanya kemungkinan bumi untuk menangkap meteor dibandingkan di Mars. Kita semua mungkin berasal dari Mars.
Tentu saja, segalanya masih berupa kemungkinan, dan barangkali masih ada kemungkinan sepertinya kehidupan akan terbentuk secara begitu saja di Bumi dan di Mars. Khususnya ketika komet yang kaya akan bahan organik menabrak kedua planet 4 miliar tahun lalu.
Resolusi  dari pertanyaan-pertanyaan ini akan datang dari :
  1. Percobaan kimia secara berkesinambungan  terhadap molekul pembawa-kehidupan,
  2. Merencanakan eksplorasi ke Mars untuk mempelajari fosil-fosil yang berada disana,
  3. Dan melanjutkan pencarian sumber reguler, sinyal radio dari kehidupan luar angkasa. Penemuan sinyal akan mengukuhkan bahwa terdapat suatu kehidupan entah dimana dan menjelaskan bahwa kehidupan akan muncul begitu saja secara tiba-tiba.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian dan Perbedaan Kekuasaan dan Kewenangan

CBN Internet (Palembang)

8 UNSUR ADMINISTRASI NEGARA